Just Do Our Best in This Life…!

       Hello, Guys! How are you? Now I want to share about my trip to Singapore from December 27th 2012 to December 29th 2012 a go.

       I started my journey on December 27th 2012 with Sriwijaya Air. I went to Singapore with two of my friends, Wawa and Memei, but there was a problem with Mei-mei passport, so she couldn’t join with us in first day. We took flight at 9 a.m. from Soekarno-Hatta Airport, Jakarta and arrived at Changi Airport, Singapore at 11.35 in Singapore time. The travel driver, Mr. Tie picked us and delivered us to Orchard Grand Court Hotel. It’s located on Killiney Road, near from Orchard Road. After checked in, we went to Orchard Road directly. Actually I wanted to start our trip from Orchard MRT Shelter, the tip of Orchard Road, but it still far from our hotel. So, we decided to take our lunch first. Do you know where was we take our lunch? Oh my God…, Finally we stoped at Garuda Restaurant that served padang’s food.. 😀 he.he.he. For what we went to Singapore??? 😀

100_5177

Baca entri selengkapnya »

Setiap orang memiliki permasalahan hidupnya masing-masing dan unik tentunya. Aku dengan hidupku dan kamu dengan hidupmu. Kali ini ada satu bagian dalam cerita hidupku yang akan kubagi bersamamu.

Aku kini seorang dosen yang mengajari adik-adikku sendiri, kami satu almamater. Ini semester pertama aku dipercaya untuk ikut mengajar. Sumringah plus deg-degan rasanya.. pada tugas pertamaku ini awalnya kukira hanya mata kuliah yang ringan dan di semester awal yg diberikan padaku, ternyata 2 mata kuliah dengan beban SKS yang lumayan pada semester ke-3 yang kuterima. Hmm.. belum pantas rasanya diri ini, tapi.. ah, sudahlah, tidak perlu panjang-lebar.. pastinya ini rezeki dari Allah yang memang merupakan bagian takterlewatkan untuk cerita hidupku yang lebih baik lagi. Terima kasih, ya, Allah.. 🙂

Seminggu 2 kali masuk kelas, Teori dan Praktikum. Seminggu sebelumnya pun aku mati2an mempersiapkannya, dig-dag-dig-dug tidak karuan mengkhawatirkan 4 sks bersama mereka dilalui dengan tidak optimal. Setiap Senin pagi, kulangkahkan kaki dengan semangat, menarik napas dan senyum dalam2, lalu kusapa mereka dengan energi luar biasa. Mencoba tetap tenang, bersemangat dan jelas dalam menyampaikan.. Tapi tidak bisa dipungkiri, hampir selalu jantung ini mau copot setiap usai bertanya, “apa ada yang ingin ditanyakan?”… Huff… wajah, sih senyum manis dengan tenang, tapi di dalamnya.. jantung seperti melompat-lompat mau keluar.. he.he.

Kini.. sudah setengah semester berlalu, dan hingga saat inipun harapanku untuk mereka tetap sama. Aku tidak hanya ingin mereka bisa melewati mata kuliah ini dengan nilai baik saja.. tetapi aku ingin mereka dapat memahami dengan baik mengenai konsep dasar rangkaian listrik dan mahir dalam menganalisis rangkaian. Tidak seperti yg aku dapatkan dulu. Aku ikhlas, kok, memberikan waktu, pikiran dan energi lebih untuk mereka karena aku sayang mereka. Adik-adikku harus lebih baik dari aku.

Tapi.. hari ini aku sedih.. Tadi pagi aku berkeliling mengecek kondisi adik2 yang sedang mengerjakan UTS. Sesuai dengan perkiraan dan kekhawatiranku, sepertinya mereka tidak lancar dalam mengerjakannya, tidak sesuai dengan harapanku.. Hmm.. sedih sekali.. Aku tidak ingin memberi mereka clue2 tersendiri untuk UTS, aku tidak ingin menyuruh mereka menghapalkan suatu soal agar mudah di saat mengerjakannya, aku tidak ingin mereka pun melakukan tindakan tidak jujur.. Tapi sungguh.. aku ingin mereka paham, tapi juga mendapat nilai yang baik..

Wallahu a’lam.. Mungkin soal2 yang kuberikan terlalu sulit.. tapi mudah2an kondisi ini adalah kondisi yang terbaik untuk mereka, dan aku tentunya untuk bisa mendapatkan esensi dari belajar & mengajar pada mata kuliah ini. Aku dan doaku besertamu, adik-adik hebatku..

       Dia mempertemukanku dengannya, ketika itu.. ketika aku kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagiku. Ia mengajariku satu persatu, tanpa rasa jemu. Sabar menghadapiku yang.. yang akupun kadang tidak sabar mengahadapiku sendiri.. Ketika itu.. aku hanya tau bahwa ia guruku dan kuikuti saja apa saja kata-katanya.

        Hingga aku tumbuh di lingkunganku dengan baik, peduli di saat kecilku dan bijak di saat labilku. Sampai saat orang memuji prestasiku, akupun masih menganggap bahwa yang dipuji itu adalah aku. Everything is okay! Yang aku tahu, ya hanya itu.. aku tinggal berlatih dan berlatih hingga juara menghampiriku.

        Ketika aku beranjak dewasa, aku mulai tau apa ini dan apa itu, tapi aku masih membutuhkan waktu untuk mencernanya. Dan saat ini.. ketika aku menjadi seorang guru, aku baru tau..

        Subhanallah.., Engkau begitu baik, Rabb.. telah mempertemukan aku dengannya.. Aku kini bukanlah karena aku seorang. Aku kini adalah untaian karyanya bertahun-tahun padaku.. dan sampai rambutnya memutih kini, iapun masih demikian padaku..

       Rabb, ijinkan aku memberikan satu bunga untuknya.. dan ijinkanlah aku belajar untuk menjadi bunga bagi adik-adiku kini…

       Drama Korea sudah sejak lama beredar di lingkungan sekitarku. Banyak teman-teman, baik perempuan maupun laki-laki yang kecanduan menontonnya, bahkan sampai lupa waktu, bukan hanya waktu sholat, tetapi juga waktu istirahatnya di malam hari.
       Aku, yang selama bertahun-tahun ini menjumpai kondisi tersebut sampai sekitar 1 minggu yang lalu belum pernah sama sekali menonton drama korea yang beragam itu. Sebetulnya bukan bermaksud sombong ataupun tidak suka, melainkan takut keranjingan (kecanduan) dan tidak bisa berhenti sampai selesai menonton, bisa-bisa lupa segalanya.. he.he.he. 😀
     Beberapa hari yang lalu, aku sedikit ngengintip drama korea yang sedang diputar di komputer yang sedang digunakan seorang teman saat senggang di kantor. Hmm.. kuperhatikan sejenak, ceritanya lucu juga.. sepertinya menghibur dan menarik. Judul dramanya Witch Yoo-Hee, drama korea yang in pada tahun 2007.
       Tahu apa yang selanjutnya aku lakukan? Kutonton terus sampai beberapa episode. Setelah itu.. disaat senggang di kantor, aku menontonnya kembali, sampai masuk pada episode-episode 9,10 dan 11 (dari 16 episode) yang mulai klimaks, akhirnya aku kopi saja ke dalam harddisk eksternalku. Hmm.. untung saja laptopku sedang rusak, kalau tidak, mungkin saja sudah kutamatkan menontonnya sampai pagi. he.he.he. 😀
Benar saja, seakan tidak mau ketinggalan cerita, saat aku sedang menunggu seorang teman di kost-an miliknya, terlontar juga kalimat untuk menumpang menonton drama korea tersebut di laptopnya.. hi.hi.hi. 😀 (Jangan ditiru, ya, Teman-teman..! )
       Sesampai di rumah, do you know what I was doing? Masih saja ingin menamatkan episode 12 yang baru saja separuh aku lihat di laptop temanku, so aku buka android-ku dan mencarinya di youtube. Sampai segitunya..!! ya ampuun.. Untung saja episode 12-nya hanya ada yang berbahasa korea saja atau yang disertai teks terjemahan bahasa Arab. he.he.he. 😀 So, akhirnya aku lihat saja sampai habis drama yang menggunakan teks terjemahan berbahasa Arab. walhasil, aku meraba-raba kira-kira apa yang sedang dikatakan oleh para pemerannya.
       Sepertinya masih harus membutuhkan waktu 4 jam lagi untuk menonton 4 episode terakhir. Dan cukup sudah aku menyadari begitu banyak waktu dan energiku terbuang begitu saja. Akhirnya di youtube aku memutuskan untuk melihat adegan 10 menit terakhir di episode terakhir dalam drama tersebut. Dan cukup aku meraba sendiri kira-kira apa yang terjadi pada adegan 13,14,15 dan 16. mungkin kalau aku punya waktu luang (setelah kewajibanku selesai), bolehlah kutonton kembali sisanya.. 😀 Dramanya bagus, aku suka! 🙂
       Selanjutnya tinggal bagaimana aku mengambil amanat dari film tersebut, seperti yang diajarkan oleh Guru Bahasa Indonsiaku saat duduk di bangku SMP. Menarik benang merahnya dikaitkan dengan kehidupanku, sehingga aku tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya.

-MeLZ-

Satu lagi karya anak bangsa yang dapat dijadikan kebanggaan bersama, The Raid (Serbuan Maut), film aksi seni bela diri dari Indonesia yang disutradarai oleh Gareth Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais. Pertama kali dipublikasi pada Festival Film Internasional Toronto (Toronto International Film Festival, TIFF) 2011 sebagai film pembuka untuk kategori Midnight Madness, para kritikus dan penonton memuji film tersebut sebagai salah satu film aksi terbaik setelah bertahun-tahun. Terpilihnya film ini untuk diputar pada beberapa festival film internasional berikutnya, seperti Festival Film Internasional Dublin Jameson (Irlandia), Festival Film Glasgow (Skotlandia), Festival Film Sundance (Utah, AS), South by Southwest Film (SXSW, di Austin, Texas, AS), dan Festival Film Busan (Korea Selatan), menjadikannya sebagai film komersial produksi Indonesia pertama yang paling berhasil di tingkat dunia.

Kesuksesan tersebut memancingku untuk menjumpai sinopsis dan trailernya lewat internet. Benar saja, setelah itu aku langsung bergegas pergi ke bioskop untuk menontonnya, kemarin sore. Bagi saya film tersebut sangat mempesona pada setiap detiknya. Luar biasa! Sampai-sampai saya merasa film ini begitu cepat berakhir sebelum saya sempat berekspresi lebih mendalam. Patut rasanya saya berikan pujian kepada Merantau Films yang telah menghasilkan dua karya terbaiknya dalam memperkenalkan pencak silat sebagai kesenian beladiri asli Indonesia kepada dunia dengan kemasan yang begitu menawan, yaitu film Merantau (2009) dan The Raid (2012).

Banyak hikmah yang dapat saya ambil dari film yang baru beredar di bioskop tanah air pada tanggal 23 Maret 2012 tersebut, antara lain:

  1. Setiap pekerjaan/operasi/misi yang dilakukan harus dipastikan kebenarannya sebelum kita bertindak, jangan sampai melakukan tindakan yang konyol dan ternyata merupakan suatu kesalahan;
  2. Mendekatkan diri kepada-Nya dapat membawa keselamatan. Karena pada saat kita dalam keadaan yang terjepit dan sudah tidak ada lagi tempat bergantung, maka kemana lagi kita akan memohon pertolongan selain kepada-Nya;
  3. Membersihkan hati dan bekerja menggunakan mata hati membuat kita mudah menerima ‘petunjuknya’ dalam setiap langkah dan detak jantung kita untuk dapat melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya;
  4. Keluarga yang harmonis, mengingatnya dapat menjadi sumber kekuatan disaat raga kita sudah tidak sanggup berdiri; dan yang terakhir dan paling berkesan bagi saya adalah
  5. Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya. Seorang saudara pasti menginginkan yang terbaik bagi saudaranya. Seberapapun besarnya usaha untuk ‘menyelamatkan’ saudara kita, tetap saja pilihan ada padanya. Walau berat, tapi inilah hidup… setiap orang berhak menentukan kemana ia akan melangkah, yang “pas” untuknya.

Great! Semoga saja perfilman Indonesia akan terus bangkit dengan karya-karya besar yang menawan dunia, yang dapat menginspirasi setiap orang yang menontonya untuk menjadi lebih berharga. (MeLZ)

       Pada hari Sabtu (31/03/2012) pukul 08.30 WIB telah diselenggarakan kegiatan Seminar Jurnalistik yang digagas oleh organisasi Pembawa Kreativitas Almamater (BAKAL),  salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN). Kegiatan tahunan yang bertempat di auditorium STSN tersebut dihadiri oleh mahasiswa STSN serta beberapa tamu undangan.

       Pada kesempatan kali ini, BAKAL mengundang Bapak Dodi Mawardi, seorang pelatih di bidang komunikasi khususnya penulisan dan hubungan dengan media massa sebagai pembicara. Tema yang diangkat yaitu tentang Mass Media Writing. Beruntung rasanya saya dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut, acara yang selama bertahun-tahun selalu gagal saya ikuti karena berbagai alasan. Peserta, termasuk saya sangat antusias terhadap paparan yang disampaikan. Banyak pertanyaan seputar cara menulis pada media massa dan tentang pekerjaan seorang jurnalis/wartawan dilontarkan selama acara berlangsung. Pembicara pun memberikan jawaban dan penjelasan yang mudah dipahami, dengan memberikan perumpamaan yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa beliau sangat sederhana, namun tajam. Di akhir paparan beliau mengambil sebuah buku karya beliau yang berjudul Cara Mudah Menulis Buku dan menawarkan kepada seluruh hadirin, siapa saja yang menginginkan buku tersebut, saya pun langsung mengacungkan tangan bersama banyak peserta lainnya. Kemudian beliau bertanya kembali, “Siapa yang mau buku ini?” Pertanyaan beliau kembali disambut dengan banyak tangan yang diangkat, namun terdapat salah seorang peserta yang tidak hanya mengangkat tangannya, namun disertai dengan tindakan untuk menghampiri beliau. Kemudian beliau memberikan buku tersebut kepadanya sambil berkata kepada seluruh hadirin bahwa jika kita hanya memiliki keinginan tanpa disertai perbuatan, maka keinginan kita tersebut tidak akan terwujud. Luar biasa!

       Kegiatan Seminar Jurnalistik diakhiri pada pukul 12.00 WIB dengan pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang Lomba Blog 2012 antar mahasiswa STSN yang dimulai sejak satu bulan yang lalu. Serangkaian kegiatan ini mudah-mudahan dapat membuat mahasiswa STSN semakin bersemangat dalam menciptakan karya-karya berkualitas lainnya serta dapat membantu menyosialisasikan persandian melalui tulisan, sesuai dengan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini. Dan bagi saya, semoga tulisan-tulisan dan buku bermanfaat yang selama ini ingin saya wujudkan tidak hanya menjadi cita-cita, namun menjadi hal yang nyata. (MeLZ)

     Hidup ini seperti jalan raya yang panjang dan bercabang, kadang berliku dan tidak rata. Kadang naik, kadang turun, taksedikit pula dihiasi dengan onak dan duri. Kita harus memilih dikala jalan itu bercabang, dan kadang kita pun harus memilih untuk diam atau tetap berjalan ketika halangan mencegat. Tapi satu yang perlu diingat… life must go on.. Tetap saja kita harus sampai pada titik finish.

     Ketika duri maupun batu besar ada di hadapan kita, maka berhenti itu pilihan, terus berjalan pun demikian. Tapi perlu diingat bahwa waktu terus berjalan, detik demi detik… mendekatkan kita pada akhir dari usia kita. Semakin dekat saja pada titik finish dari sebuah kesempatan menyiapkan bekal untuk sebuah waktu yang saat itu kita hanya bisa menikmatinya saja. Hidup adalah pilihan…

     Kadang kita merasa menjadi orang paling bodoh sedunia, kadang kita merasa menjadi orang yang paling menyebalkan, kadang kita mempertanyakan dalam hati, “Apa sebenarnya manfaat kehadiranku?” atau bahkan kita men-judge bahwa hidup ini harus diakhiri. Na’udzubillah…

     Percayalah, Kawan.. kehadiran kita di dunia ini adalah suatu skenario besar dari Yang Maha Besar. Yang menciptakan kita dengan segala potensi luar biasa. Laa Tahzan, janganlah bersedih ketika kita menemui onak dan duri dalam hidup kita… Masalah yang sedang ada dihadapanmusaat ini adalah teman… Teman yang baik, yang bisa membuatmu menjadi seseorang yang lebih baik lagi… Seorang teman yang membuatmu yakin bahwa kamu mampu menghadapi masalah lainnya yang akan datang padamu. Hadapilah dengan senyuman…

     Bersyukurlah pada-Nya… dan  mintalah pertolongan pada-Nya… Karena Dia-lah yang memberikan ujian dan jalan keluarnya… Life Must Go On.., jadi untuk apa kita terperangkap pada batu yang menghalangi kita untuk tetap melangkah ke depan. Manfaatkanlah potensimu, potensi yang sudah diberikan khusus untukmu.. Potensimu.. Kenali dan pahamilah dirimu, dan syukurilah…

Everyone is different, jadi janganlah berharap ingin menjadi seperti orang lain, tetapi jadilah dirimu yang lebih baik lagi.

Kekuatan Terbesarku adalah rasa syukur terhadap potensi luar biasaku yang telah Allah berikan padaku… padaku…

Semoga Allah senantiasa merahmati kita..

**MeL**

Test – cerita

image

     “Aku cape’! Sudah sekian lama aku coba memperbaiki diri…, tapi mereka tetap menganggap aku sama. Aku harus gimana lagi? Mendingan aku balik lagi kaya’ dulu, lebih enjoy, lebih asyik! Percuma! Perubahan aku gak ada artinya. Emang siapa mereka? Orang yang gak pernah salah? Orang yang sempurna?”

     Kawan, pernahkah kita mendengar ada rekan kita yang mengatakan hal tersebut? Jenuh, lelah, plus kecewa jadi satu.. Atau pernahkah kita mendengar kawan kita berkata seperti ini. “Kenapa, sih, suka ngomongin aku atau orang lain? Kalo lagi benci sama dia, pasti ngomongin keburukannya ke aku atau teman-teman yang lain, tapi kalo lagi benci sama aku, pasti ngomongin keburukan aku sama teman yang lain… Mau mengadu domba (namimah) atau sekedar melampiaskan kekesalan? Memangnya gak lihat efeknya, apa? Pantas saja rekan-rekan jadi menjauh dariku… Sayangnya, sudah tau dia suka membicarakan orang lain, teman-teman masih saja menikmati… Emang gak takut dosa, yah?!!”

     Nah, peristiwa demikian sepertinya sudah tidak asing lagi di lingkungan sosial kita. Baik senior, junior, akhwat, ikhwan, yang pendiam, yang cerewet, dsb. Hal yang sudah menjadi rutinitas yang kadang tidak kita sadari atau kadang bukan tidak kita sadari, tetapi bahkan kita buat kamuflase supaya lebih indah dan masuk akal. Siapa yang mengira suatu cerita menarik adalah suatu “ghibah” ketika dibawakan dengan cara yang yahuut. Atau untuk sekedar ngeles ketika ada rekan yang mengingatkan, sang peng-ghibbah selanjutnya mengatakan, “ih, itu, kan fakta, bukan gossip!” Ya, iyalah, kalo itu adalah suatu yang tidak nyata lalu dibicarakan, bukan ghibbah namanya, tapi… “fitnah”! Na’udzubillah…

     So, rekan-rekan, apa yang hendaknya kita lakukan dengan keadaan yang demikian? Diam saja, mengingatkan, atau… “kapan lagi tau gossip baru!”. He..he.. Saudaraku yang dirahmati karena Allah… Allah mengajarkan dalam Qur’an agar kita berusaha untuk senantiasa ber-muhasabah dan memperbaiki diri. Sungguh hebat saudara-saudara kita yang siap menerima evaluasi dari saudaranya dengan lapang dada, apalagi ketika disampaikan dengan cara yang kurang bijak. Subhanallah… Semoga Allah senantiasa merahmatimu, Saudaraku! Ya, tugas kita adalah berusaha memperbaiki diri menjadi hamba-Nya yang shalih, terus berjuang agar Allah bisa sayang sama kita. Lalu bagaimana jika sudah berusaha dan sudah ada perubahan, tetapi orang lain belum melihatnya secara jelas, bahkan masih menganggap “sama”?

   Jika pada edisi sebelumnya, dibahas mengenai rumus dalam berusaha, nah, sekarang kita akan bahas mengenai rumus Perbuatan dan Respon. Secara umum, jika kita berbuat suatu keburukan atau kejahatan, maka hal tersebut akan cepat terdeteksi oleh orang-orang di sekitar kita, sebaliknya apabila kita berbuat suatu kebaikan, maka hal tersebut akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat terdeteksi oleh orang-orang di sekitar kita. Perbandingannya cukup jauh! Misalnya ada seseorang yang baik, kemudian ia berbuat suatu keburukan, mungkin hanya membutuhkan beberapa hari saja untuk dapat merusak reputasinya, sedangkan seorang yang dikenal kurang baik, kemudian ia hendak memperbaiki diri, umumnya, orang-orang di sekitarnya baru dapat menganggapnya baik setelah perbuatan baik tersebut berlangsung kontinyu selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Tidak percaya?? Coba saja sendiri! Titik hitam pada kertas yang putih tampak sebagai “titik hitam pada kertas yang putih”, bukan “kertas putih yang di atasnya terdapat titik hitam”. Mengapa, hayoo?! Jadi, bagi para pembelajar sejati, janganlah dirimu lelah, letih, dan jenuh dengan perlakuan orang-orang di sekitarmu yang belum bijak untuk menghargai perbaikan yang telah kaulakukan. Teruslah berjuang memperbaiki diri… pahami rumus Perbuatan dan Respon, Insya Allah dirimu akan lebih bisa memahami kekurangbijakkan saudaramu itu… Terus berjuang memperbaharui semangat!

     Untuk Sudara-saudaraku karena Allah, marilah kita coba memandang dengan sudut pandang yang berbeda, nikmati perbedaannya, rasakan rahmat Allah mengalir di dalamnya. Mari sama-sama memandang sesuatu dengan lebih bijak dan menyikapinya dengan penuh rahmat. Jangan sampai saudara yang ada di sekitar kita merasa lebih enjoy dengan kebiasaan buruknya karena kita kurang menghargai perbaikan yang telah dilakukannya. Dalam Q.S. Al-Hujurat; 12 Allah menyuruh kita untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing orang lain. Apapun kekurangan saudara kita, marilah kita sikapi dengan bijak. Ingatkan dengan cara yang baik, secara langsung, maupun tidak langsung lakukan mana yang menurut Antum lebih baik. Jika sudah mengingatkan, namun belum berhasil juga, maka doakanlah ia. Janganlah membicarakan keburukannya sehingga orang lain membencinya karena kita, bukan berniat baik untuk mengingatkannya. Gak mau, kan makan daging saudaranya yang sudah mati? Pasti kita jijik! Oleh karena itu, jauhilah ghibbah dan kebanyakan dari prasangka. (Baca Q.S. Al-Hujurat; 12).

     Suatu hari rasulullah pernah bersabda, ”Tahukah kalian apa itu ghibbah? Jawab para sahabat: Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka Rasul berkata: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar-benar ada hal yang tidak dibicarakan itu? Jawab nabi saw: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya, maka kamu telah meng-ghibbah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.” (H.R. Muslim 2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935).

     So, buat kamu-kamu para hamba yang takut kepada Rabb-nya, maka ingatlah baik-baik firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat; 6 yang artinya “Hai, orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang pasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” Jadi, jangan mau, yah, kalo ujug-ujug ada rekan yang mendekati kamu terus dia cerita hal negatif tentang teman kamu terus kamu langsung percaya aja! Kecuali memang sudah diniatkan untuk mencari solusi dari suatu permasalahan. Tapi, hati-hati, alasan ini jangan digunakan untuk melegalisasi praktek-praktek ghibbah! Sesungguhnya Allah Maha tahu apa yang kita terangkan, maupun yang kita sembunyikan.. Beruntunglah orang yang selalu memperbaharui semangatnya dalam setiap waktu, menjaga niatnya tetap pada kebaikan, dan menemukan Allah dalam tiap gerak langkahnya! Semoga Allah swt meridhoi dan menggantikan tiap langkahmu dengan jannah-Nya… JUST DO THE BEST ! Wallahu a’lam bishshowab. 

*Elc-Eel*